Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menyatakan kerusakan instalasi listrik akibat gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya merupakan kejadian paling fatal yang pernah dialami perseroan. Bahkan melampaui dampak kerusakan dari gempa yang terjadi di Aceh dan Lombok. Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felianty Roekman mengatakan gempa yang terjadi pada Jumat (28/9)lalu telah merusak lima dari tujuh gardu induk PLN yang berfungsi untuk mengalirkan listrik dari pembangkit ke rumah warga. "Di Lombok, gardu induk kami aman sehingga kami bisa cepat memulihkannya," ujar Syofvi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (2/10). Syofvi mengungkapkan kerusakan gardu induk membuat perseroan membutuhkan waktu untuk melakukan pemulihan. Hingga sore ini, aliran listrik di Palu dan sekitarnya baru pulih 20 persen. Perseroan kini sedang memeriksa kondisi Inter Bass Travo (IBT) di Palu agar dapat mentransmisikan tegangan listrik dari pembangkit listrik di Poso. "Kalau ternyata IBT bermasalah, kami akan langsung kirim IBT dari Jakarta, baik untuk pemasangan IBT baru maupun alternatif pembangkit lain," ujarnya. Selama tiga hari ini, perseroan juga mengirim 90 set generator listrik untuk pemasangan listrik darurat, terutama di fasilitas publik, seperti rumah sakit dan bandar udara. Saat ini, perusahaan masih menghitung besaran kerusakan infrastruktur ketenagalistrikan akibat gempa dan tsunami tersebut. Hal itu menyebabkan Syofvi masih belum bisa memperkirakan besaran kerugian dan waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan seluruh jaringan yang terdampak. "Hal yang penting, sekarang kami fokus pemulihan dulu, untuk listrik menyala normal sementara," ujarnya. Sebagai informasi, dalam kondisi normal, neraca daya di Sulawesi Tengah mencapai 155 MW dengan beban puncak 138 MW dengan cadangan 16,39 MW. Pada Minggu (30/9) lalu, perseroan telah berhasil memulihkan daya sebesar 96,3 MW, namun menghadapi kendala dalam menyalurkan aliran listrik karena kerusakan gardu induk. (sfr/lav) Let's block ads! (Why?) October 03, 2018 at 01:54AM via CNN Indonesia https://ift.tt/2P4IRDz |
No comments:
Post a Comment